Hasil Final Djarum Indonesia Open 2012

Updare Score Final Djarum Indonesia Open 2012.

Lee Chong Wei Cidera

Lee Chong Wei terancam tidak ikut Olimpiade London.

China Berpesta

Foto Lengkap Tim China di Final Thomas Cup 2012.

Foto Lucu Wang Yihan

Simak kelucuan yang dibuat oleh Wang Yihan di sini

Sisi Cantik Wang Yihan

Siapa yang bilang Wang Yihan itu tidak cantik?.

Kamis, 26 Juli 2012

Ahsan/Bona Ingin Kalahkan Ganda Korea

AFP
Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan (kanan), dan Bona Septano.


LONDON, Kompas.com - Ganda putra Mohammad Ahsan/Bona Septano bertekad untuk mengalahkan Koo Sung Hyun/Yoo Yeon Seong asal Korea, pada babak penyisihan grup B Olimpiade London 2012.

Ahsan/Bona ternyata masih menyimpan rasa penasaran untuk bisa menaklukkan ganda putra peringkat empat dunia tersebut. Pasalnya, setelah lima kali bertemu, Ahsan/Bona tercatat belum pernah sekalipun mengalahkan Koo/Yoo.

“Kali ini harus menang melawan Koo/Yoo. Sebetulnya kami beberapa kali hampir menang dan sudah leading, tapi akhirnya selalu kalah di poin kritis” ujar Bona yang ditemui di sela-sela latihannya pagi ini.

Bona menambahkan bahwa pasangan Korea ini memiliki permainan yang stabil, seperti diutarakannya, ia dan Ahsan kerap kalah di saat-saat kritis.
“Koo/Yoo lebih stabil dan memiliki ketahanan yang baik. Jika ingin menang dari mereka kami harus memiliki ketahanan yang lebih lagi, serta bisa mengambil irama permainan” tambah Bona.

Selain Koo/Yoo, Ahsan/Bona juga berada satu grup dengan pasangan ganda putra asal Thailand, Bodin Issara/Maneepong Jongjit, dan Adam Cwalina/Michal Logosz dari Polandia. Jika berhasil mengalahkan lawan-lawannya di grup B, maka perjalanan Ahsan/Bona ke semifinal akan lebih ringan, keduanya otomatis akan terhindar dari unggulan kedua asal Korea, Lee Yong Dae/Jung Jae Sung yang kemungkinan menjadi juara grup D.


Kali ini harus menang melawan Koo/Yoo. Sebetulnya kami beberapa kali hampir menang dan sudah leading, tapi akhirnya selalu kalah di poin kritis

*kompas

Kerja Keras yang Terbayar


AP Photo/ELAINE THOMPSON
Pasangan Indonesia, Candra Wijaya (kiri) dan Tony Gunawan, melambaikan medali emas setelah menjuarai nomor ganda putra Olimpiade Sydney, Kamis (21/7/2000). Mereka menundukkan ganda Korea Selatan di final.
KOMPAS.com - Sesaat setelah memastikan dapat medali emas di Olimpiade Sydney, Candra Wijaya tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Tuhan. Pemain ganda putra yang berpasangan dengan Tony Gunawan ini mengatakan, Tuhan telah menunjukkan kebesaran-Nya dengan mengizinkan menorehkan sejarah dengan tinta emas. Candra/Tony menyamai prestasi senior mereka di Atlanta.

Ketika ditemui di GOR Candra Wijaya International Badminton Center di Jalan Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (20/7/2012), Candra tampak bersemangat mengenang kembali keberhasilannya di Olimpiade Sydney 2000.

Ayah dua anak ini masih terlihat bersahaja dan berkali-kali kembali dia menyebut, kemenangannya di olimpiade adalah berkat campur tangan Tuhan.

Candra memang dikenal sebagai sosok yang sederhana. Namun, sebagai atlet, pria kelahiran 16 September 1975 ini bersama Tony dikenal sebagai pekerja keras dan sangat disiplin dalam latihan.

Mereka memberikan segala-galanya demi Olimpiade Sydney. Persiapan dilakukan setahun sebelum olimpiade digelar, termasuk untuk mengatur peringkat mereka.

Keduanya amat serasi dalam kemauan dan keteguhan motivasi. Keduanya adalah pemuda-pemuda yang tahu disiplin dan kerja keras. Keduanya juga pemuda-pemuda dengan tujuan hidup yang jelas.

Tinggal sekamar

Mereka tinggal sekamar di pelatnas Cipayung. Jika pelatih lain kewalahan menyuruh atletnya disiplin dalam kesehariannya, maka pelatih mereka akan kewalahan untuk memuaskan rasa ”lapar dan haus” mereka akan latihan.

Ketika pemain lain sudah masuk kamar, keduanya masih berada di gedung latihan. Ketika orang lain masih meringkuk di kamar, keduanya sudah berada di lapangan.

Keduanya adalah pemain yang betah menahan diri demi prestasi. ”Untuk mencapai cita-cita, kita memang harus bersungguh-sungguh. Soal nantinya berhasil atau tidak, itu kehendak Tuhan,” kata Candra.

Medali emas pun akhirnya diraih Candra/Tony setelah di final mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung.

Final itu sendiri berlangsung mendebarkan. Kemenangan bersejarah tersebut diraih setelah bertarung selama 77 menit, melalui reli-reli panjang dan keras. Menurut catatan Kompas, reli terpanjang mencapai 69 detik dengan 79 pukulan. Candra/Tony meraih impiannya melalui perjuangan yang melelahkan dan menghabiskan 53 kok.

Sayangnya, sukses Candra tidak bisa diikuti oleh pemain tunggal putra Hendrawan dan ganda campuran Tri Kusharyanto/Minarti Timur, yang hanya menyumbang perak.

Di cabang angkat besi, Indonesia mendapat kejutan ketika Raema Lisa Rumbewas dan Sri Indriyani meraih perak dan perunggu dari kelas 48 kilogram. (OTW)

*kompas

Tim Bulu Tangkis Tidak Ikut Defile Pembukaan

AFP/LIU JIN
Pebulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat.

LONDON, Kompas.com - Atlet bulu tangkis Indonesia yang berkekuatan sembilan atlet dan dibebani target meraih medali emas, tidak akan mengikuti defile pada pembukaan Olimpiade 2012 di Stadium Olahraga di Stradford, London, Jumat.

"Mereka harus mulai bertanding tanggal 28 Juli atau sehari setelah acara pembukaan olimpiade," kata Chief De Mission delegasi Indonesia ke Olimpiade Erick Thohir, Rabu.

Dikatakannya para atlet bulu tangkis Indonesia terdiri atas Taufik Hidayat, Simon Santoso (tunggal putra), Adriyanti Firdasari (tunggal putri), Mohammad Ahsan/Bona Septano (ganda putra), Greysia Polii/Meiliana Jauhari (ganda putri), serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).

Menurut Erick Thohir, bulu tangkis diharapkan dapat menyumbang medali emas khususnya dari pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang baru saja menjuarai All England di Birmingham.

Selain itu tidak menutup kemungkinan pemain tunggal putra seperti Taufik Hidayat bisa meraih emas pula. Ia mengakui bahwa Taufik Hidayat unik dan bagaikan seorang artis. Ia senang menyendiri dan kalau diizinkan dia akan sewa kamar di hotel tersendiri.

Namun demikian, kata Erick, tidak ada perbedaan perlakukan terhadap semua kontingen Indonesia di pesta olahraga sejagad itu.

Sementara itu Taufik Hidayat saat dijumpai setibanya di Bandara Heathrow mengakui bahwa ia berusaha mempertahankan tradisi emas bagi kontingen bulu tangkis Indonesia di Olimpiade 2012.

"Kalau bisa atlet bulu tangkis dapat mempertahankan tradisi emas," ujar peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 setelah mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final itu

*kompas

Rabu, 25 Juli 2012

Lawan Berat Menanti Simon dan Taufik di Olimpiade


Pebulu tangkis andalan Indonesia, Taufik Hidayat.

Pertandingan bulutangkis Olimpiade 2012 akan berlangsung dengan sistem round robin.
Dua pemain tunggal putra Indonesia, Simon Santoso dan Taufik Hidayat, yang masing-masing menempati Grup B dan Grup O diperkirakan bakal bertemu lawan berat pada pertandingan bulutangkis Olimpiade London 2012.

Jika lolos dari grup masing-masing, Simon berpeluang berhadapan dengan unggulan pertama, Lee Chong Wei, yang berada di Grup A, sedangkan Taufik berpeluang menantang unggulan kedua, Lin Dan.

Simon menjadi unggulan kesembilan bergabung dengan pemain Austria, Micahel Lachnsteiner dan pemain Estonia, Raul Must. Sebelumnya, Simon belum pernah bertemu dengan kedua calon lawannya ini.

Sementara itu, Taufik Hidayat menempati unggulan kesebelas dan akan bertemu dengan pemain Spanyol, Pablo Abian dan pemain Polandia, Petr Koukal.

Taufik, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, belum pernah bertemu dengan Pablo Abian, sedangkan dengan Petr Koukal pernah bertemu di Prancis Terbuka 2008 dan mengalahkan pemain peringkat 78 dunia itu meskipun dipaksa bermain tiga set.

Pertandingan bulutangkis Olimpiade 2012 akan berlangsung dengan sistem round robin di mana setiap pemain akan saling bertemu di pertandingan.

*antara

Selasa, 24 Juli 2012

Simon cs Mulai Berlatih di Wembley

AFP/MIGUEL MEDINA
Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad (kiri), dan Liliyana Natsir.

LONDON, Kompas.com - Tim bulu tangkis Indonesia mulai berlatih di Wembley Arena yang merupakan stadion pertandingan cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade London 2012.

Bermain di Wembley Arena bukanlah hal yang baru bagi para atlet ini. Tahun lalu mereka sudah 'mencicipi' rasanya bertanding di Wembley Arena, tepatnya pada Kejuaraan Dunia 2011.

"Materi latihan pertama ini tidak terlalu berat, tujuannya lebih untuk pemulihan kondisi kami yang baru saja melakukan perjalanan panjang" ungkap Liliyana Natsir usai menjalani latihannya.

Pada latihan pertama ini, para pemain ganda terlihat berlatih bersama. Greysia Polii/Meiliana Jauhari, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir serta pasangan Mohammad Ahsan/Bona Septano bermain dalam satu lapangan. Sementara di dua lapangan lainnya terlihat Taufik Hidayat yang tengah berlatih bersama Simon Santoso, serta Adriyanti Firdasari bersama sang pelatih, Wong Tat Meng.

Tim bulu tangkis mendapatkan jatah berlatih di Wembley Arena mulai hari dengan durasi dua jam. Latihan hari ini berlangsung pada pukul 15.00 - 17.00 waktu London. Selain itu, tim ofisial juga telah menyewa lapangan pertandingan yang digunakan untuk latihan tambahan.

*pbsi

Liliyana Akui Hasil Undian Cukup Berat


Liliyana Natsir

LONDON, Kompas.com - Spesialis ganda campuran, Liliyana Natsir mengaku hasil undian cabang bulu tangkis Olimpiade London cukup berat.

Ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berada di grup C pada babak penyisihan Olimpiade London 2012. Berdasarkan hasil undian yang dilakukan pada pagi ini, Tontowi/Liliyana berada satu grup bersama lawannya di final All England 2012, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark.

Selain itu pasangan Lee Yong Dae/Ha Jung Eun dari Korea, dan Diju V/Jwala Gutta asal India, juga akan menjadi lawan Tontowi/Liliyana di penyisihan grup C. Penyisihan grup akan berlangsung pada 28 Juli 2012. Dua pasangan terbaik dari tiap grup berhak untuk mendapatkan tiket ke babak perempat final.

“Hasil undian bisa dibilang cukup berat, jadi dari babak penyisihan kami sudah harus siap menghadapi lawan-lawan yang bagus” kata Liliyana yang dijumpai di bandar udara Heathrow, London.

Berdasarkan data head to head antara Tontowi/Liliyana dan calon lawan-lawannya di penyisihan grup, pasangan finalis Indonesia Open Super Series Premier 2012 ini tercatat memiliki rekor yang cukup baik. Berikut daftar pertemuan Tontowi/Liliyana dengan ketiga pasang lawannya di grup C.

Rekam hasil tanding:
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir vs Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl : 2-1
All England Super Series Premier 2012 : 21-17, 21-19
China Open Super Series Premier 2011 : 17-21, 13-21
Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2011 : 21-15, 21-14

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir vs Lee Yong Dae/Ha Jung Eun : 4-2
India Open Super Series 2012 : 21-7, 21-14
Korea Open Super Series Premier 2012 : 16-21, 21-15, 16-21
Denmark Open Super Series Premier 2012 : 15-21, 21-12, 17-21
Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2011 : 21-12, 21-16
Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2011 : 21-17, 21-14
Singapore Open Super Series 2011 : 21-14, 21-16

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir vs Diju V/Jwala Gutta : 1-0
French Open 2011 : 21-16, 21-8

Jika berhasil menjadi juara grup C, Tontowi/Liliyana akan berhadapan dengan runner-up grup A. Namun jika Tontowi/Liliyana menjadi runner-up, kemungkinan besar pasangan terkuat dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei sudah menunggu keduanya di babak perempat final.

*pbsi

Kata Kuncinya Disiplin


KARTONO RYADI
Susi Susanti dan Alan Budikusuma

KOMPAS.com - Setelah kegagalannya melaju ke final bulu tangkis Olimpiade Atlanta 1996, Susi Susanti kecewa dan sedih. Apalagi setelah melalui persiapan matang sebelumnya. ”Saya juga menangis. Namun, setelah itu saya bangkit lagi,” ujar Susi, mantan ratu bulu tangkis peraih gelar All England (1990, 1991, 1993, 1994) dan satu gelar kejuaraan dunia (1993), Jumat (20/7).

Tiada yang mengira, Susi, yang memiliki determinasi sebagai pemain tangguh nan tak terkalahkan, bakal terhenti di semifinal. Adalah musuh bebuyutannya, Bang Soo-hyun (Korsel), yang menjegalnya.

Di semifinal Olimpiade Atlanta, Susi kalah 9-11, 8-11 dari Bang. Tunggal putri Korsel itu begitu percaya diri menundukkan Susi—sebagai upaya membalas dendam atas kekalahannya dari Susi di final Olimpiade Barcelona 1992.

”Saya kesal dengan kekalahan itu,” ujar Susi. Namun, bukan Susi namanya jika dia tak kuasa cepat bangkit dari kekalahan.

Bagi mantan pemain dan peraih lima kali juara Piala Dunia Bulu Tangkis (1989, 1991, 1994, 1995, 1997), kekalahan itu bukan akhir dari segalanya. ”Dari kekalahan, saya belajar apa yang menyebabkan saya kalah. Saya harus belajar dan mengoreksi diri supaya pada pertandingan berikutnya saya bisa kembali menang,” ujar Susi yang sekarang ibu tiga anak itu.

Resep yang sering ia pakai adalah memiliki buku catatan pribadi tentang kelemahan dan keunggulan lawan. Sebagai petarung bulu tangkis sejati, sejak lama Susi memiliki buku catatan mengenai lawan dan rajin mengisinya. Catatan itu tidak melulu mengenai lawan tangguh yang cukup merepotkannya saja, tetapi juga catatan pemain yang dia prediksi bakal muncul sebagai pemain tangguh.

Dengan buku ”primbon” itu, Susi mempelajari kekuatan lawan sebelum bertarung. ”Catatan itu memudahkan saya menghadapi lawan, selain kesiapan saya sendiri,” ujar peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 itu.

Faktor lain yang wajib dimiliki petarung sejati adalah kemampuan bangkit dan tetap tenang ketika kehabisan napas atau saat-saat kritis. Menurut Susi, itu adalah bagian dari mental bertanding, fighting spirit.

Dia mencontohkan kala bertemu musuh yang sangat merepotkan, Bang Soo-hyun, di Korea Terbuka. Melawan Bang di semifinal, Susi selalu dicurangi juri lapangan. Mentalnya pun jatuh, tetapi Susi tetap tenang hingga akhirnya unggul.

Itu semua dapat dimiliki dengan kata kunci disiplin. Seorang pemain harus betul-betul berlatih dan menyiapkan diri dengan baik dan disiplin sehingga dia dapat dengan yakin mengetahui kemampuan dirinya.

”Saya bisa karena terbiasa,” ujarnya.

Kepada pemain bulu tangkis muda Indonesia, Susi pun berpesan agar mereka jangan mudah patah arang.

Pebulu tangkis Indonesia kini selalu dengan mudah jatuh mentalnya, bahkan sebelum turun ke lapangan. Itu biasanya terjadi kala pemain tersebut bakal bertemu pemain tangguh dari China atau Korsel. Susi melihat, kelemahan lain pemain muda saat ini adalah sangat cepat puas diri.

”Saya berharap pebulu tangkis Indonesia mau terus belajar dari kekalahan. Disiplin dalam berlatih dan belajar memperbaiki diri,” ujar pemain yang masuk Hall of Fame IBF 2004 dan 100 Olimpian dan Paralimpian Terbesar yang pernah ada dan diterbitkan Panitia Olimpiade London 2012 itu. (HLN/IVV)

Emas pada Hari Ke-13


KOMPAS/ARBAIN RAMBEY
Ricky Subagja (kiri) dan Rexy Mainaky memamerkan medali emas Olimpiade Atlanta 1996 yang mereka raih.

KOMPAS.com - Rabu, 31 Juli 1996, penonton di Georgia Stadium di Georgia State University, Atlanta, Amerika Serikat, maupun di Tanah Air larut dalam pekik kegembiraan. Hujan air mata tumpah di final bulu tangkis Olimpiade Atlanta.

Penonton di Atlanta dan di Indonesia menjadi saksi, pada hari ke-13 olimpiade, Ricky Subagja/Rexy Mainaky mampu lolos dari hadangan pasangan kuat Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock. Melalui perjuangan yang melelahkan dan menegangkan, Ricky/ Rexy menang 5-15, 15-13, 15-12.

Dalam dokumen Kompas disebutkan, Ricky/Rexy yang sudah lama menunggu keberhasilan itu tak kuasa menahan emosi. Begitu Yap tak bisa lagi meraih kok, Rexy langsung mengepalkan kedua tangan dan telentang di tengah lapangan. Sementara Ricky berlari ke arah Christian Hadinata, pelatih ganda putra. Ricky memeluk kedua kaki Christian dengan penuh haru.

Dalam berita itu disebutkan, Ricky mengaku sama sekali tidak tegang tampil di final. Namun, maestro bulu tangkis Rudy Hartono mengatakan, Ricky/Rexy tampil sangat tegang.

Sebagai unggulan pertama dan ditargetkan meraih emas, sejak awal Ricky/Rexy bermain di bawah tekanan. Pada set pertama, misalnya, terjadi banyak kesalahan. Akibatnya, pasangan Malaysia dengan mudah meraih angka demi angka.

Namun, keduanya adalah pejuang tangguh. Setelah terseok-seok pada set pertama dan hampir kalah pada set kedua, pasangan itu bangkit pada saat-saat akhir set ketiga. Mental juara bangkit di tengah-tengah habisnya napas.

Dengan gelar juara olimpiade itu, lengkap sudah gelar juara yang disandang Ricky/Rexy. Mereka sudah meraih gelar juara final grand prix, juara dunia, juga All England.

Emas pada hari ke-13 itu bagai oase di padang gurun. Setelah kegagalan demi kegagalan kontingen Indonesia, termasuk tumbangnya dua peraih emas Olimpiade Barcelona, Susi Susanti dan Alan Budikusuma, Ricky/Rexy merebut emas sekaligus mempertahankan ”era emas” di olimpiade.

Melihat ke belakang, di Olimpiade Barcelona 1992, langkah mereka tersendat di tangan pasangan juara dunia Park Joo-bong/Kim Moon-soo (Korsel), 4-15, 7-15, pada perempat final. Sejak itu, keduanya bertekad menebus kekalahan itu. Di Atlanta, tekad itu terbayar sudah.

Keberhasilan itu seolah penerjemahan dari pesan Presiden Soeharto saat pelepasan kontingen yang berkata, ”Atlet harus bertekad rawe-rawe rantas, malang-malang putung, tak mengenal menyerah.”

Sejak keberhasilan Indonesia merebut emas di bulu tangkis di Olimpiade 1992, bulu tangkis menjadi cabang andalan Indonesia meraih emas di Olimpiade 1996.

Sistem pelatnas yang digelar berkelanjutan dan berjenjang membuat setiap atlet bisa dipersiapkan dengan matang. Jadwal- jadwal pertandingan yang menjadi kualifikasi olimpiade bisa diikuti lebih cermat.

Hasilnya, dari 10 cabang yang bertolak ke Atlanta, hanya bulu tangkis yang mencetak prestasi. Selain Ricky/Rexy, Mia Audina meraih perak di tunggal putri. Dua keping perunggu direbut Susi Susanti dan ganda putra Denny Kantono/Antonius.

Meski perolehan medali menurun dibandingkan dengan 1992, emas pada hari ke-13 membuat nama Indonesia kembali muncul di urutan negara peraih medali. Apabila pada 1992 Indonesia berada di urutan ke-24, di Atlanta melorot jauh ke urutan ke-41. (HLN)

Taufik Berpeluang Bertemu Lin Dan

AFP
Tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat (kiri), bersalaman dengan pemain China, Lin Dan.

LONDON, Kompas.com - Juara bertahan tunggal putra, Lin Dan berpeluang bertemu musuh bebuyutannya, Taufik Hidayat di babak 16 besar bulu tangkis Olimpiade London.

Lin Dan peraih emas di Olimpiade Beijing akan menghadapi pemain Irlandia, Scott Evans dalam pertandingan grup. Jika lolos ia akan berhadapan dengan Taufik Hidayat yang merupakna peraih emas tunggal putra di Olimpiade Athens 2004.

Persaingan Lin Dan dan Taufik Hidayat pernah menjadi berita utama pada pertengahan dekade 2000-an. Persaingan kedua pemain ini bukan hanya berlangsung di lapangan, namun juga di luar lapangan.

Taufik yang kini telah berusia 30 tahun, mengalahkan Lin Dan -kini 29- pada kejuaraan dunia 2005. Taufik juga mempersembahkan medali emas Asian Games di Qatar pada 2006.

Namun Taufik gagal mempertahankan medali emas Olimpiade di Beijing 2008. Ia tersingkir di babak kedua setelah sakit karena terserang demam berdarah. Di London, Taufik bergabung dengan pemian Spanyol, Pablo Abian dan Petr Koukal.

Bagi Taufik, ini semacam swan song, pembuktian terakhir kali di ajang Olimpiade.

Bertemu Lawan Mudah, Greysia/Meiliana Tetap Waspada

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Greysia Polii dan Meiliana Jauhari

LONDON, KOMPAS.com - Pebulu tangkis putri Indonesia, Meiliana Jauhari, tetap mewaspadai lawan yang lebih mudah di babak penyisihan grup Olimpiade London 2012.

Berdasarkan hasil undian yang telah dilakukan di London, Senin (23/7/2012) siang waktu setempat, Greysia Polii yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari di nomor ganda putri mendapat hasil undian yang menguntungkan. Berada di Grup C, Greysia/Meiliana akan bertemu dengan pasangan Ha Jung Eun/Kim Min Jung (Korea), Leanne Choo/Renuga Veeran (Australia), dan Michelle Claire Edwards/Annari Viljoen (Afrika Selatan).

Jika berhasil menjadi juara Grup C, Greysia/Meiliana akan bertemu runner-up Grup A yang kemungkinan diduduki oleh Kim Ha Na/Jung Kyung Eun (Korea). Dengan begitu, mereka akan terhindar dari lawan berat pasangan ganda Putri dari China, Wang Xiaoli/Yu Yang, yang kemungkinan keluar sebagai juara Grup A.

“Meskipun hasil undiannya seperti ini, kami tidak mau lengah. Siapa pun lawan kami, harus tetap diwaspadai” ujar Meiliana seperti dilansir dari situr resmi PBSI.

Hasil undian yang relatif mudah juga diambil oleh tunggal putri, Adriyanti Firdasari. Firda yang berada di Grup O akan bertemu Petya Nedelcheva (Bulgaria) dan Alesia Zaitsava (Belarusia) untuk memperebutkan tempat ke perempat final. Lawan berat akan ditemui apabila berhasil melaju ke babak selanjutnya karena kemungkinan besar akan bertemu Wang Xin (China) di perempat final.

Malaysia Bungkam Soal Kondisi Chong Wei

AFP/LIU JIN
Pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei, mengalami cedera engkel kaki kanan.


LONDON, Kompas.com - Kesehatan peraih medali perak Olimpiade Lee Chong Wei merupakan "rahasia" negara Malaysia dan tidak akan diungkapkan sebelum pembukaan pesta olahraga di London, kata ketua kontingen Malaysia.

Unggulan utama, Lee, harapan paling bersinar untuk meraih medali emas pertama Malaysia, berjuang keras mengatasi cedera untuk dapat pulih pada pertandingan yang dimulai 28 Juli hingga 5 Agustus di Wembley Arena, sejak ia didera cedera pergelangan kaki saat mengikuti Piala Thomas, Mei lalu.

"Ia ada di sini. Saya tidak dapat mengatakan tentang kondisinya, tetapi ia ada di sini," kata Ketua Kontingen Malaysia Tun Ahmad Sarji kepada Reuters di Olympic Park. "Saya kira tentang kesehatannya, merupakan rahasia Malaysia... setiap negara harus menyimpan rahasia mereka, benarkan?," katanya.

Tim bulu tangkis Malaysia mendapat medali sejak olahraga itu masuk Olimpiade pada 1992 dan mantan pemain nomor satu dunia Lee maju ke final di Beijing tetapi dikalahkan pemain China, Lin Dan.

Lee mengatakan pergelangan kakinya sudah sembuh "70 persen" ketika dihubungi wartawan sebulan lalu dan berjuang keras untuk dapat pulih mengikuti upacara pembukaan Sabtu di Wembley Arena.

Lee, yang akan berjuang pada Olimpiade terakhir yang diikutinya di London, akan menghadapi pemain dari Finlandia, Ville Lang, pada putaran pertama, sebelum memasuki putaran 16 besar dan berpotensi bertemu dengan pemain nomor enam dunia dari Indonesia, Simon Santoso.

Ahsan/Bona Berpeluang Lolos

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Bona Septano (kanan) dan Mohammad Ahsan

JAKARTA, Kompas.com - Ganda putra Indonesia, Bona Septano/Muhammad Ahsan berpeluang lolos ke perempatfinal Olimpiade setelah bergabung di grup B.

Di grup B ini, Bona/Ahsan bersaing dengan unggulan 4, Ko Sung Hyun/Yoo yeong Seong, Bodin Issara/Maneepong Jongjit serta Adam Cwalina/Michal Logosz.

Bona/Ahsan berpeluang lolos karena di nomor ganda, dua peringkat teratas dari tiap grup berhak lolos ke babak perempatfinal.

Di atas kertas, Bona/Ahsan lebih baik dari dua ganda lainnya, Issara/Jongjit serta Cwalina/Logosz. Menghadapi kedua lawannya tersebut, Bona/Ahsan unggul dalam satu kali pertemuan.

Sementara Bona/Ahsan selama ini belum pernah menang menghadapi ganda Korea, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong. Dalam lima pertemuan, Bona/Ahsan belum pernah menang atas Ko/Yoo.

Di nomor ganda putera ini, pasangan juara Olimpiade Sydney 2000, Tony Gunawan masuk dalam grup D. Tony yang di Sydney merebut medali emas bersama Candra Wijaya, kini turun bersama Howard Bach dnegan bendera AS.

Berikut pembagian grup ganda putra:
Group A
Cai Yun / Fu Haifeng (1)
Fang Chieh Min / Lee Sheng Mu
Ross Smith / Glenn Warfe
Ingo Kindervater / Johannes Schoettler

Group B
Ko Sung Hyun / Yoo Yeong Seong (4)
Bodin Issara / Maneepong Jongjit
Adam Cwalina / Michal Logosz
Mohammad Ahsan / Bona Septano

Group C
Mathias Boe / Carsten Mogensen (3)
Chai Biao / Guo Zhendong
Dorian Lance James / Willem Viljoen
Vladimir Ivanov / Ivan Sozonov

Group D
Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (2)
Howard Bach / Tony Gunawan
Naoki Kawamae / Shoji Sato
Koo Kien Keat / Tan Boon Heong

Tontowi/Liliyana Satu Grup dengan Lee Yong dae

PBSI
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

JAKARTA, Kompas.com - Harapan utama medali emas Olimpiade, Liliyana Natsi9r/Tontowi Ahmad diunggulkan di tempat ketiga ganda campuran Olimpiade London.

Liliyana/Tontowi bergabung di grup C dalam turnamen yang diikuti 16 pasangan ini. Mereka bergabung bersama gandac Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Thomas Laybourn dan ganda Korea, Lee Yong dae/Ha Jung Eun.

Pasangan China, Zhang Nan/Zhao Yunlei diunggulkan di tempat pertama, sementara tempat kedua ditempati pasangan China lainnya, Ma Jin/Xu Chen.

Berikut pembagian grup:
Group A
Zhang Nan / Zhao Yunlei (1)
Alexandr Nikolaenko / Valeri Sorokina
Michael Fuchs / Birgit Michels
Chris Adcock / Imogen Bankier

Group B
Joachim Fischer / Christinna Pedersen (4)
Shintaro Ikeda / Shiota Reiko
Toby Ng / Grace Gao
Robert Mateusiak / Nadiezda Zieba

Group C
Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir (3)
Thomas Laybourn / Kamilla Rytter Juhl
Lee Yong Dae / Ha Jung Eun
Viju D / Jwala Gutta

Group D
Xu Chen / Ma Jin (2)
S Prapakamol / S Thoungthongkam
Chan Peng Soon / Goh Liu Ying
Chen Hung Ling / Cheng Wan Hsing

Daftar Lengkap Pembagian Grup Tunggal Putra

AFP/LIU JIN
Tunggal pertama China, Lin Dan,

JAKARTA, Kompas - Dua favorit peraih medali emas, Lee Chong Wei dan Lin Dan menempati unggulan pertama dan kedua tunggal putra bulu tangkis Olimpiade London.

Dalam undian yang dilakukan Senin (23/7), pemain Malaysia Lee Chong Wei menjadi unggulan pertama dan masuk dalam Grup A bersama pemain Finlandia, Ville Lang.

Sementara juara bertahan Olimpiade Beijing 2008, Lin Dan menempati unggulan dua dan masuk Grup P bersama Scott Evans.

Lin Dan kini menempati peringkat satu dunia dengan Chong Wei menempati peringkat dua. Namun saat kualifikasi terakhir Olimpiade, Mei lalu, Chong Wei masih menempati peringkat satu dunia.

Para pemain China, Lin Dan, Chen Long dan Chen Jin menempati unggulan 2-4 dengan pemain veteran asal Denmark, Peter Hoeg Gade berada di unggulan lima.

Dua pemain Indonesia, Simon Santoso dan Taufik Hidayat menempati unggulan 9 dan 11. Simon sendiri kini menempati peringkat 6 dunia.

Berikut daftar unggulan tunggal putra Olimpiade:
1. Lee Chong Wei (Malaysia)
2. Lin Dan (China)
3. Chen Long (China)
4. Chen Jin (china)
5. Peter Hoeg Gade (Denmark)
6. Sho Sasaki(Jepang)
7. Lee Hyun Il (Korea)
8. Kenichi Tago (Jepang)
9. Simon Santoso (Indonesia)
10. Nguyen Tien Minh (Vietnam)
11. Taufik Hidayat (Indonesia)
12. Jan O. Jorgensen (Denmark)
13. Son wan Ho (Korea)
14. Marc Zwiebler (Jerman)
15. Rajiv Ouseph (Inggris)
16. Wong Wing Ki (Hongkong)

Pembagian Grup:
Grup A
Lee Chong Wei (1)
Ville Lang

Grup B
Simon Santoso (9)
Michael Lachnsteiner
Raul Must

Grup C
Kenichi Tago (8)
Niluka Karunaratne

Grup D
Nguyen Tien Minh (10)
Kashyap Parupalli
Tan Yuhan

Grup E
Chen Long (3)
Boonsak Ponsana

Grup F
Wong Wing Ki (16)
Edwin Ekiring
Brice Leverdez

Grup G
Peter Gade (5)
Pedro Martins

Grup H
Son Wan Ho (13)
Vladimir Ivanov
Hsu Jen Hao

Grup I
Jan O Jorgensen (12)
Misha Zilberman
Derek Wong

Grup J
Lee Hyun Il (7)
Rodrigo Pacheco Carrillo

Grup K
Marc Zwiebler (14)
Mohamed Ajfan Rasheed
Dymtro Zavadsky

Grup L
Chen Jin (4)
Wacha Przemyslaw

Grup M
Rajiv Ouseph (15)
Henri Hurskainen
Kevin Cordon

Grup N
Sho Sasaki (6)
Virgil Soeroredjo

Grup O
Taufik Hidayat (11)
Pablo Abian
Petr Koukal

Grup P
Lin Dan (2)
Scott Evans

Simon Unggulan 9, Taufik 11

KOMPAS.COM/VITALIS YOGI TRISNA
Simon Santoso

JAKARTA, Kompas.com - Dua tunggal putera Indonesia, Simon Santoso dan Taufik Hidayat masuk grup B dan grup O pertandingan bulu tangkis Olimpiade London.

Dalam undiann yang dilakukan Senin (23/7) ini, Simon Santoso diunggulkan di tempat sembilan dan masuk dalam grup B. Simon bergabung dengan pemain Austria, Micahel Lachnsteiner dan pemain Estonia, raul Must.

Simon sendiri belum pernah bertemu dengan kedua calon lawannya di grup B tersebut.

Sementara pemain Indonesia lainnya, Taufik Hidayat bergabung di grup O. Taufik, peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 lalu bergabung dengan lawan yang relatif lebih berat yaitu Pablo Abian (spanyol) dan Petr Koukal (Polandia).

Taufik belum pernah bertemu dengan Abian. Sementara menghadapi Koukal, Taufik pernah dipaksa bermain rubber game saat bertemu di Perancis Terbuka pada 2008 lalu.

Di nomor tunggal putera Olimpiade London, pemain Malaysia, Lee Chong wei menempati unggulan pertama. Sementara tiga pemain China: Lin Dan, Chen Long dan Chen Jin menempati unggulan 2 hingga 4.

Pertandingan bulu tangkis Olimpiade akan berlangsung dengan sistem round robin di`mana setiap pemain akan saling bertemu di pertandingan grup.

Rabu, 18 Juli 2012

Pulang dari Istana, Greysia/Meiliana Digenjot



KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Pasangan gandra putri Indonesia, Greysia Polii (belakang)/Meiliana Jauhari, jatuh bangun mengejar kok 

JAKARTA, Kompas.com - Jelang event olahraga paling akbar dunia, Olimpiade London 2012, tim bulu tangkis Indonesia terus ditempa. Jadwal semua latihan baik teknik maupun fisik, juga ditambah demi meningkatkan performa para pemain di Wembley Arena nanti.

Terbukti usai menghadiri acara Pelepasan Kontingen Olimpiade Indonesia di Istana Negara yang dilangsungkan pada Senin (16/7) pagi, para atlet tetap berlatih pada siang harinya. Pasangan ganda putri Greysia Polii/Meiliana Jauhari terlihat dilatih secara intensif oleh sang pelatih, Paulus Firman.

“Latihan hari ini melelahkan sekali namun tidak separah dua minggu lalu. Kami benar-benar digenjot latihannya oleh pelatih, demi penampilan terbaik di olimpiade” kata Greysia.

Greysia mengaku porsi latihannya dan Meiliana memang berbeda dari biasanya. Selain frekuensi lathan diperbanyak, bobot latihannya pun ditambah. Namun jelang keberangkatan kontingen bulu tangkis ke London pada Senin, 23 Juli dini hari, latihan pada minggu ini tidaklah seberat sebelumnya.

“Sejak pulang dari Singapura Open kemarin, latihan semakin intensif” tambah Greysia yang bersama Meiliana merupakan satu-satunya wakil ganda putri di Olimpiade London mendatang.

Selain kedua pemain ganda putri ini, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga terlihat menjalani latihan yang lebih berat dari biasanya.

Tak jarang keduanya datang lebih awal pada sesi latihan siang dan mendapat porsi latihan extra dari Richard Mainaky, pelatih mereka. Tontowi/Liliyana merupakan harapan Indonesia untuk mengibarkan Merah Putih di Olimpiade London, keduanya kini merupakan pasangan terkuat Indonesia yang berada di rangking empat dunia.

Senin, 16 Juli 2012

Greysia Polii: Di Olimpiade Perlu Rasa Percaya Diri


TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO

Aksi pasangan ganda putri Indonesia Meiliana Jauhari dan Greysia Polii, ketika mengalahkan pasangan China Jin Ma dan Pan Pan, 21-13 / 23-21, dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Djarum Indonesia Open 2011, Rabu (22/6/2012), di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pebulutangkis putri Indonesia Greysia Polii, merasa percaya diri bisa tampil maksimal dan memberikan yang terbaik di Olimpiade London, 27 Juli-12 Agustus 2012.

"Di Olimpiade, yang diperlukan adalah rasa percaya diri untuk meraih kemenangan. Semua lawan di Olimpiade pernah saya hadapi. Jadi, siapa yang paling siap, maka dialah yang akan menjadi pemenang. Lawan terberat masih datang dari negara Cina, Korea Selatan, dan Jepang," katanya, Senin (16/7/2012).

Greysia Polii yang berpasangan dengan Meiliana Jauhari, turun di nomor ganda putri.

"Tampil di nomor ganda, yang diperlukan adalah kerja sama solid saat menghadapi lawan. Kerja sama ini yang selalu saya utamakan dengan Meiliana, baik saat tampil di Indonesia Open ataupun kejuaraan internasional lain," jelasnya.

Demi meraih prestasi terbaik, serangkaian persiapan maksimal telah dilakukan Greysia.

"Latihan maksimal sudah dilakukan selama di Pelatnas, dan ini menjadi modal utama untuk meraih sukses. Di London, kami juga akan melakukan latihan sambil menunggu jadwal pertandingan. Harapannya, permainan dan kerja sama yang saya miliki bersama Meiliana tetap solid," tuturnya. (*)

Selama Olimpiade, M Ahsan Tak Tahu Mau Puasa atau Tidak


Tribun Jakarta/JEPRIMA

Atlet pasangan ganda bulutangkis Muhammad Ahsan dan Bona Septano saat menghadiri acara pelepasan atlet Olimpiade London yang dilakukan oleh Wakil Kedubes Inggris untuk Indonesia, Rebecca Razavi di Ambasador s Residence, Jalan Teuku Umar 72-74, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2012). Olimpiade tersebut akan dihelat pada 27 Juli mendatang dengan mempertandingkan 26 cabang olah raga selama 19 hari. (Tribun Jakarta/Jeprima)
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pebulutangkis Indonesia Mohammad Ahsan mengapresiasi, kebijakan International Olympic Committee (IOC) yang memberikan kemudahan fasilitas bagi atlet beragama Islam untuk beribadah puasa di bulan suci ramadhan.

Kemudahan ini diberikan, karena Olimpiade London 2012 yang berlangsung 27 Juli-12 Agustus 2012, bertepatan dengan Bulan Ramadhan.

"Kebijakan itu sangat bagus dan memudahkan bagi umat islam untuk dapat beribadah. Sebab tidak perlu jauh-jauh keluar dari perkampungan atlet,"ujarnya saat dihubungi via telepon, Senin (16/7/2012).

Walaupun, setiap atlet yang beragama Islam diberikan kemudahan untuk dapat menjalankan ibadahnya, Mohammad Ahsan mengaku, belum tahu apakah akan menjalankan ibadah puasa atau tidak selama mengikuti multievent olahraga empat tahunan tersebut.

"Saya belum tahu akan menjalani ibadah puasa atau tidak, lihat jadwal latihan dulu, kalau latihan di malam hari maka saya akan puasa,"katanya.

Ahsan/Fernando Berpotensi Sabet Emas PON

KOMPAS/HERU SRI KUMOROPemain ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan mendatangi keluarganya di tribun penonton sesaat setelah memenangkan pertandingan melawan ganda putra Indonesia lainnya Markis Kido/Hendra Setiawan pada final bulu tangkis SEA Games XXVI di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (19/11). Ahsan yang berpasangan dengan Bona Septano menang 25-23, 21-10.

SEMARANG, Kompas.com - Ganda putra Muhammad Ahsan/Fernando Kurniawan berpotensi meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau, 9-20 September 2012. Mereka menjadi andalan Jawa Tengah untuk meraih prestasi terbaik.

Ketua Umum Pengprov PBSI Jawa Tengah HM Anwari ketika dihubungi dari Semarang, Senin (15/7/2012), mengatakan, pada PON XVII/2008 Kalimantan Timur mereka meraih medali perak saat membela Provinsi Maluku Utara.

"Sekarang ini mereka bermain untuk Jawa Tengah dan tentunya kita berharap mereka bisa menyumbangkan medali emas. Saingan utamanya tetap datang dari Jabar, Jatim, dan DKI Jakarta," katanya.

Ahsan yang kini sedang bersiap tampil pada Olimpiade London 2012, biasa berpasangan pemain asal DKI Jakarta Bona Septano. Tapi di PON nanti, mereka harus berpisah.

Selain ganda putra, kata dia, nomor lain yang berpotensi meraih medali emas adalah ganda campuran perorangan karena Jateng memiliki juara All England 2012 yaitu Tontowi Ahmad (berpasangan dengan Liliyana Natsir). Kemungkinan, lanjut dia, Tontowi juga akan dipasangkan dengan sesama pemain pelatnas asal Jateng Debby Susanto (biasa berpasangan dengan Fran Kurniawan).

Potensi meraih emas Jateng, kata dia, juga ada pada nomor tunggal putra perorangan atas nama Dionysius Hayom Rumbaka dan tunggal putri Maria Febe Kusumastuti. "Nomor beregu putra kita juga berpeluang meraih emas," katanya.

Menurut dia, kalau melihat potensi tentunya ada lima nomor yang berpeluang meraih medali emas tetapi Jateng hanya memasang target meraih dua emas pada pesta olahraga multievent empat tahunan di Riau mendatang.

Ia menambahkan, saat ini ada dua pebulu tangkis PON Jateng yang membela Indonesia pada Olimpiade London mendatang, yaitu Tontowi Ahmad dan Muhammad Ahsan. Sebenarnya ada satu pemain Jateng lagi yaitu Meiliana Jauhari (ganda putri) yang ikut Olimpiade tetapi pemain yang biasa berpasangan dengan Greysia Polii ini tidak bisa turun pada PON Riau mendatang karena ada pembatasan usia.

Tim bulu tangkis Jateng pada PON mendatang berkekuatan 16 atlet (delapan putra dan delapan putri). Dari 16 nama tersebut, sebagian besar sudah malang melintang di berbagai event sehingga tak asing lagi.

Mereka antara lain Hayom Rumbaka, Ahsan, Tontowi, Shesar Hiren Rustavito, Riyanto Subagja, Fernando Kurniawan, Afiat Yuris Wirawan, dan Wifqi Windarto (putra). Untuk putri ada Maria Febe, Anna Rovita, Rosaria Yusfin Pungkasari, Debby Susanto, Gloria Emmanuela, Anisa, dan beberapa pemain lain.

Minggu, 15 Juli 2012

Chandra-Sigit Bikin Tantowi Jatuh Cinta ke Bulu Tangkis


TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN

Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad-Liliana Natsir, dan pelatih Christian Hadinata, saat jumpa pers di Hotel Kempisnki Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2012). Pertandingan Djarum Indonsia Open Superseries 2012 sendiri akan digelar di Istora Senayan pada 12-17 Juni 2012 dan diikuti 26 negara. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2001, Tantowi Ahmad bukanlan siapa-siapa. Ia hanya sosok anak-anak berusia 14 yang selalu menunggu dan menyaksikan pertandingan bulu tangkis di layar televisi.

Namun saat melihat penampilan ganda putera yakni Chandra dan Sigit di antara tahun 2001/2002 membuatnya makin jatuh cinta dengan olahraga populer di Indonesia itu. Ia memimpikan menjadi juara seperti pasangan itu.

"Pasangan Chandra dan Sigit benar-benar menginspirasi. Impian akan bisa terwujud ketika kita membayangkan apa yang kita inginkan serta berusaha dengan keras," papar Tantowi di sela-sela peluncuran buku 9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara di toko buku Gramedia Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7/2012).

Ia mengaku perjalanan menjadi seorang pemain bulu tangkis hingga mampu menjuarai All England 2012 bersama dengan Liliana bukan perkara yang mudah. Waktunya habis untuk berlatih untuk memberikan yang terbaik.

Sebagai juara dirinya mengaku tidak ada lawan yang berat. Justru ketika melawan pebulu tangkis Indonesia itulah yang berat. "Mereka kan sudah tahu permainan kita tapi positifnya kita mempunyai motivasi dengan kuat untuk mengalahkan senior," paparnya.

Sumber

Liliana Natsir Akui China dan Inggris Lawan Paling Tangguh

TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Pasangan ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad-Liliana Natsir, menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers di Hotel Kempisnki Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2012). Pertandingan Djarum Indonsia Open Superseries 2012 sendiri akan digelar di Istora Senayan pada 12-17 Juni 2012 dan diikuti 26 negara. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembulu tangkis putri Indonesia, Liliana Natsir mengakui, China dan Inggris masih menjadi lawan terberat dalam meraih kemenangan Olimpiade yang akan diselenggarakan London mulai tanggal 27 Juli sampai 12 Agustus 2012 mendatang.

Meski demikian, wanita kelahiran Manado 9 September 1985 menjadikan juara All England 2012 yang diraihnya bersama dengan Tantowi Ahmad untuk nomer ganda campuran menjadi modal untuk menghadapi musuh-musuhnya.

"Menang All England menjadi modal percaya diri dan sekarang berorentasi ke Olimpiade London sehingga sekarang mempersiapkan diri baik untuk latihan maupun pola makan," papar Liliana di sela peluncuran buku 9 Prinsip Kesuksesan Sang Juara di toko buku Gramedia Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7/2012).

Ia pun telah melakukan melakukan persiapan untuk pertandingan nanti serta akan melakukan yang terbaik dan tidak menjadikannya sebagai beban. "Kalau dijadikan beban justru hasilnya bisa kurang baik. Yang terpenting paling penting melakukan sebaik-baiknya," paparnya.

Apa yang dilakukanya sesuai dengan prinsip hidupnya bahwa harapan kesuksesan harus bekerja keras, enggak mengeluh, pantang menyerah serta nikmati apa yang Anda lakukan.

Meski berlimpah uang berkat prestasinya, namun Liliana mengaku tengah belajar untuk bisnis. Ini disebabkan belum jelasnya kehidupan atlet di masa mendatang. Langkah awal yang dilakukannya menjadi juara di setiap pertandingan bulu tangkis.

"Kumpulin juara yang banyak dan hadiahnya bisa untuk modal seperti investasi tanah, rumah, ruko dan membuat toko sport untuk kehidupan kalau sudah tidak jadi olaheagawan," paparnya.

Tribute to Lin Dan part 3 : The Best of Lin Dan















Tribute to Lin Dan part 2 : Jumping Smash

Lin Dan Lin Dan of China competes in the Men's Singles Gold Medal Match against Lee Chong Wei of Malaysia held at the Beijing University of Technology Gymnasium during Day 9 of the Beijing 2008 Olympic Games on August 17, 2008 in Beijing, China.
Gaya jumping smash Lin Dan memang terbilang unik dan indah. 


Telapak tangan kiri terbuka lurus dan menghadap ke atas adalah salah satu ciri khas dari jumping smash Lin Dan.


Awalnya tampak seperti Lee Chong Wei yang sedang jumping smash. Tapi karena raket di tangan kiri sudah pasti langsung menerka bahwa ini adalah Lin Dan.



Salah satu aksi jumping smash terbaik Lin Dan. Fotografer memang tahu dimana sudut angel yang pas untuk di foto.



Tampak depan memperlihatkan bahwa tangan kiri Lin Dan ditarik jauh kebelakang, tangan kanan dibuka ke depan sehingga posisi rongga dada terbuka. Ini mengakibatkan pukulannya nanti akan terasa sangat keras. Apalagi dibantu oleh beban tubuh yang akan mengalirkan tenaga ke pukulan nanti.



Lin Dan terkenal dengan Overhead Jumping Smashnya. Dimana posisi cock benar - benar lurus diatas kepala bukannya di depan atas kepala.


Melompat ke udara sambil memperhitungkan momen jatuhnya cock adalah awal dari sebuah jumping smash.


Lin Dan or Simpsons?


Bisa diterka kalau foto ini sudah cukup berumur. Lihat saja Lin Dan masih memakai raket Yonex padahal Lin Dan sendiri sudah lama memakai raket keluaran Li Ning. Salah satunya Li Ning Wood N90.


Lin Dan saat masih muda..tapi yang terlihat lebih ke arah giginya..hehehe


Jumping smash dengan badan condong ke belakang. Pastinya gerakan ini tidak mudah untuk dilakukan..


Kalau di lihat dari gayanya, Lin Dan tidak sedang melakukan jumping smash yang keras tapi lebih ke arah jumping untuk penempatan bola yang tajam dan terukur.


Kebalikan dari gambar diatas. Kali ini Lin Dan memang berniat mengeluarkan jumping smash keras..


Aksi terbaiknya di All England..




Overhead smash... Wuuuzzzzz..


Lin Dan juga terkenal dengan kemampuan badannya yang mampu meliuk kebelakang untuk menjangkau cock.


Smash Lin Dan lebih mengandalkan kekuatan otot pergelangan siku dan tangan. Tapi justru karena teknik inilah Lin Dan bisa menjangkau bola dengan jumping smash meski dengan sudut yang sulit sekalipun.


Pemain Korea yang menjadi lawannya sudah pasti tahu bahwa dia harus selalu waspada jika menghadapi Lin Dan.. termasuk Jumping Smashnya.


Dan...dari semua teknik jumping smashnya ada kesamaan pada daerah bibirnya. hhhmmm..sepertinya pikiran anda sama dengan saya.. :)

Great Jumping Smash by Lin Dan

Selasa, 10 Juli 2012

Tribute to Lin Dan part 1 : Pantang Menyerah

Bisa jadi juara bulutangkis dan dipuja oleh banyak fans dan wanita. Itulah yang dialami oleh Lin Dan. Semua kerja kerasnya sekarang telah berbuah hasil dan tentu saja membuat para pebulutangkis lain iri dengannya. Tapi siapa bilang jadi Lin Dan itu enak?  Hasil yang didapatkannya sekarang tidak didapatkan dengan begitu saja tapi dengan keringat dan kerja keras serta sikap pantang menyerah. Tidak percaya? mari kita lihat buktinya :


Lin dan terkenal dengan sikap pantang menyerahnya. Ia mesti pontang - panting untuk mempertahankan keunggulannya termasuk melompat ke kanan untuk bertahan.


Sekarang melompat ke kiri...


Cukup? tentu saja belum. Harus lompat ke kanan lagi..


Lalu kiri...


Happp..jangan lupa ke depan...

Lin Dan - 2012 Badminton Asia Championships - Day Two
Dan pada akhirnya rasa pening dan lelah mulai merambat dari kaki sampai kepala..

Lin Dan - Olympics Day 9 - Badminton
Beberapa saat kemudian akhirnya tumbang juga..

Lin Dan - Olympics Day 9 - Badminton
1...2...3.. masih belum bangun juga..


4...5...6..?

Lin Dan - Olympics Day 9 - Badminton
7..8..9.. dan akhirnya ia bangkit juga..semangat pantang menyerah sudah terlanjur mendarah daging..

Lin Dan Gold medalist Lin Dan of China poses with his medal after the Men's Singles Gold Medal Match against Lee Chong Wei of Malaysia held at the Beijing University of Technology Gymnasium during Day 9 of the Beijing 2008 Olympic Games on August 17, 2008 in Beijing, China.
Dan semua kerja keras itu mulai tampak membuahkan hasilnya..

Lin Dan - Olympics Day 9 - Badminton
Juara... itulah bayaran yang paling cocok untuk sebuah kerja keras dan pantang menyerah..